Tentang memilih

Ada suatu kondisi dimana aku hanya ingin mengalir mengikuti rasa, aku tidak ingin memilih. apalagi disuruh memilih. Padahal aku telah memilih untuk tidak memilih. 

Lalu haruskah aku menjelmakan rasa menjadi potongan-potongan kewacanaan agar aku nampak memilih? 

Padahal pilihan-pilihan itu pun tak ada. Atau harus aku yg membuat pilihan-pilihan itu? Agar aku nampak lebih.. Manusia?

Pilihan kanan-kiri, hitam-putih, benar-salah?

Aku rasa aku hanya mencari kesetimbangan.

Memberi Jeda

Gunung Puntang 13.24

Setelah kembali ke alam, rasa hilang itu perlahan menghilang, terimakasih teman2 korda :) 

kontemplasi (?)

Saya teringat pernyataan saya kepada seorang teman, dulu, ketika masih hilir mudik di kampus gajah duduk, "selepas lulus dari sini, saya pengen tetep berkarya. ingin buat karya-karya tekstil, pokonya ngga fashion."

Pokonya ngga fashion. Saya kasih penekanan disitu.

sekarang?

haha, marilah tertawa bersama. 

dua tahun kebelakang, saya malahan lebih banyak main-main di fashion.

daaan saat ini adalah hmm entahlah mungkin titik jenuh atau titik dimana saya merasa ini bukan yang saya mau?

saya datang ke fashion show, saya mengagumi karya-karya yang diperagakan, setelah itu? saya merasa kosong

saya ikut pameran/bazaar, saya menikmati selama saya jualan, tapi saya ngga menikmati atmosfer disana

dan itu terjadi berulang kali.

teman saya bilang saya hanya jenuh

ada juga yang bilang saya terlalu lelah mengerjakan sendirian

menurut saya? 

rasanya saya masih memerlukan waktu untuk berpikir.

tuan waktu tolong jangan berlari kali ini.