Bunda, kalau sudah menemukan passion (ketertarikan minat ) ada di ranah mana, mulailah lihat isu sosial di sekitar anda, maka belajar untuk membuat solusi terbaik di keluarga dan masyarakat.
Rumus yang kita pakai :
*PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE*
Social venture adalah suatu usaha yang didirikan oleh seorang social enterpreneur baik secara individu maupun organisasi yang bertujuan untuk memberikan solusi sistemik untuk mencapai tujuan sosial yang berkelanjutan.
Sedangkan social enterpreneur adalah orang yg menyelesaikan isu sosial di sekitarnya menggunakan kemampuan enterpreneur.
Sehingga bunda bisa membuat perubahan di masyarakat diawali dari rasa emphaty, membuat sebuah usaha yang berkelanjutan diawali dengan menemukan passion dan menjadi orang yang merdeka menentukan nasib hidupnya sendiri.
Hal ini akan membuat kita bisa menyelesaikan permasalahan sosial di sekitar kita dengan kemampuan enterpreneur yang kita miliki. Sehingga untuk melakukan perubahan tidak perlu menunggu dana dari luar, tapi cukup tekad kuat dari dalam.
Mulailah dari yg sederhana, lihat diri kita, apa permasalahan yg kita hadapi selama ini, apabila kita bisa menyelesaikan permasalahan kita, dan membagikan sebuah solusi, bisa jadi ini menjawab permasalahan yg dihadapi oleh orang lain. Karena mungkin banyak di luar sana yg memiliki permasalahan yg sama dengan kita.
Setelah selesai dengan permasalahan kita sendiri, baru keluar melihat isu sosial yg ada di sekitar kita.
====================================================================
baca review nhw 8, kayanya mesti diubah nih (masih PR). baca materi dan nhw 9..
hmm mikir mikir mikir..
saya cerita aja deh..
dulu, saya kuliah di jurusan Kriya Tekstil. Saya seneng bikin bikin karya terutama menggunakan kain..
Setelah lulus kuliah, saya pingin punya brand fashion sendiri. Harus nyari tempat jait kan?
Disaat yang sama, Ibu saya dapet orderan bikin baju dengan jumlah yg cukup besar. Nah, sama nih harus nyari tempat jait juga..
Sambil nyari tempat jait disekitaran rumah, akhirnya kita jadi nemuin beberapa permasalahan di masyarakat:
1. Pabrik besar biasanya menerima penjahit muda, Ibu-ibu yg sudah berumur (30 taun keatas) rawan diganti dengan karyawan yg lebih muda atau laki2 yg siap lembur
2. Gaji penjahit sangat kecil, ga sebanding dengan harga-harga baju yg dijual di mall2
3. (ini yg paling sedih) Ada kasus ibu yg mesti kerja di pabrik, anaknya dia titip di saudaranya, tapi malah kena kasus asusila *nangis banget
Akhirnya singkat cerita, jadilah kita bikin konveksi sendiri. Pekerjanya sebagian besar Ibu-ibu, yang tempat tinggalnya ga jauh dr konveksi. Buat ibu-ibu yg anaknya masih kecil, kita kasih pinjam mesin jahit u/ ditaro di rumahnya. Biasanya dibuat kelompok kecil 3 orang yg rumahnya berdekatan. Selain penjahit, dibutuhkan juga sdm u/ buang benang, memasang aplikasi, dll. Pekerjaan ini juga disebar di sekitaran konveksi dengan membentuk kelompok kecil ibu-ibu.
Untuk menjalankan bisnis ini, dibutuhkan beberapa skill seperti komunikasi, negosiasi, leadership, (dan lain lain) yang sebenarnya setelah di cek di temubakat.com justru bukan kekuatan saya hahahaha..
Alhamdulillahnya, sekarang konveksi ini dipegang full oleh suami, dan saya lagi fokus sama Dalil dulu. Sesekali saya bantu di bagian administrasinya.
(ngomongin brand, akhirnya saya vakum kan dulu sampai waktu yg tidak ditentukan, karna keteteran :D)
Konveksi udah dipegang suami, nah kamu apa dong fi?
setelah sampai di nhw 9 ini akhirnya saya baru sadar, hal yang ga bisa saya lepas walaupun ada Dalil adalah berjualan online. Walaupun saat ini saya ga jual produk sendiri, tapi saya jual produk orang lain.
Kalo dipikir-pikir lebih lanjut lagi, selama ini saya lebih banyak ikut seminar tentang bisnis, marketing online, dan sejenisnya. Kesempatan yang datang pun lebih banyak di bidang ini.
Saya coba bikin bagannya :
***Daaan,, setelah sampai di NHW 9 ini, kayanya saya harus mengulang dari NHW 1!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar